Rabu, 29 Februari 2012

Pengembangan Organisasi


Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
 Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu:
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi.
  2. Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
  3. Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan
  4. Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
Pengembangan organisasi mengukur prestasi suatu organisasi dari segi efisiensi, efektifitas dan kesehatan
  1. Efisien dapat diukur dengan perbandingan antara masukan dan keluaran, yang mengacu pada konsep Minimaks (Masukan minimum dan keluaran maksimum) 
  2. Efektifitas adalah suatu tingkat prestasi organisasi dalam mencapai tujuannya artinya kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
  3. Kesehatan organisasi adalah suatu fungsi dari sifat dan mutu hubungan antara para individu dan organisasi yaitu hubungan yang dinamis dan adaptabilitas
TUJUAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
  4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENGEMBANAN ORGANISASI
  1. Kekuatan Eksternal
  • kompetisi yang semakin tajam antar organisasi
  • perkembangan IPTEK
  • perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi
     2. Kekuatan Internal
·         Struktur
·         Sistem dan Prosedur
·         perlengkapan dan fasilitas
·         proses dan sasaran
SIFAT-SIFAT DASAR PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, perubahan yang dimaksud harus mempunyai sasaran yang jelas dan didasarkan pada suatu diagnosis yang tepat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh organisasi
  2. Pengembangan Organisasi harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan mengalami dampak perubahan yang akan terjadi, keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi harus mendapat perhatian
  3. Program Pengembangan Organisasi menekankan cara-cara baru yang diperlukan guna meningkatkan kinerja seluruh anggota organisasi
  4. Pengembangan Organisasi mengandung nilai-nilai humanistik dalam arti bahwa dalam meningkatkan efektifitas organisasi, potensi manusia harus menjadi bagian yang penting
  5. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan kesisteman yang berarti selalu memperhitungkan pentingnya inter relasi, interaksi dan inter dependensi 
  6. Pengembangan Organisasi menggunakan pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas organisasi
ALASAN PENTING PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Perubahan adalah pertanda kehidupan
  2. perubahan memberikan harapan 
  3. pengembangan merupakan tanggapan atas perubahan
  4. pengembangan merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan hal baru (perubahan).
SEJARAH PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Pelatihan Laboratorium
  2. umpan balik survey
  3. riset tindakan
  4. produktivitas dan kualitas kehidupan kerja
  5. serta perubahan strategik.

Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah deversitas pendekatan PO, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang.

KARATERISTIK PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Keputusan penuh dengan pertimbangan
  2. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi
  3. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi
  4. Kolaborasi
  5. Teori sebagai alat analisis
NILAI-NILAI DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Penghargaan akan orang lain 
  2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab
  3. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
  4. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
  5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi)
PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Pengenalan masalah
  2. Diagnosis Organisasional
  3. Pengembangan strategi perubahan
  4. Intervensi
  5. Pengukuran dan Evaluasi
STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI

Teknik pengembangan oraganisasi pada hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak teknik pengembangan organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar. Di antara teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Latihan Kepekaan (sensitivity taining); Merupakan teknik pengembangan yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
  2. Kisi Pengembangan Organisas; Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
  3. Survai Umpan Balik; Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
  4. Konsultasi Proses; Dalam Process consultation, konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
  5. Pembentukan Tim; Adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik tim building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
  6. Transcational Analysis (TA); TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
  7. Intergroup Activities; Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
  8. Third-party Peacemaking;Dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
TAHAP PENERAPAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Setelah dipahami akan strategi yang dapat dipakai tersebut diatas maka ada beberapa tahapyang dapat dilakukan dalam penerapan pengembangan organisasi tersebut. Dalam menerapkan pengembangan organisasi, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap:
  • Tahap Diagnosis dan Umpan Balik; Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, di antaranya:
  1. Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
  2. Tanggung jawab: kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi,
  3. Identitas: kejelasan misi dan peran masing masing unit, 
  4. Komunikasi: kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi,
  5. Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis,
  6. Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama
  • Tahap Pengamatan Sistem Manajemen atau Tahap Pengumpulan Data; Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah:
1.     Fungsi utama tiap unit organisasi,
2.     Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi,
3.     Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit,
4.     Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar– kelompok dan antar individu dalam organisasi.
  • Tahap Pembaruan dalam Organisasi; Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.
  • Tahap Implementasi Pembaruan; Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secaa penuh dengan staf manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi:

·         Perubahan struktur,
·         Perubahan proses dan prosedur,
·         Penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran organisasi,
·         Penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan anggota dalam organisasi.

Setelah segala sesuatunya berjalan dalam masa yang telah di tentukan bersama maka selanjutnya adalah perlu diadakan evaluasi atau diagnosis organisasi, hal ini sangat diperlukan guna mengetahui akan segala kekurangan dalam perjalanan organisasi selama ini sehingga pada kedepannya dapat dilakukan suatu perbaikan dan pada akhirnya organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya yang menciptakan organisasi moderen yang siap dalam menjawab tuntutan zaman dan berkualitas.

Ada sejumlah langkah dasar, yang perlu diterapkan dalam hal menyelenggaraka diagnosis keorganisasian sebagai berikut:
  1.  Mengenal dan menafsirkan masalah yang dihadapi, dan merasakan kebutuhan akan perubahan
  2. Mendeterminasi kesiapan dan kemampuan organisasi yang bersangkutan untuk berubah
  3. Mengidentifikasi sumber-sumber daya manajerial dan angkatan kerja untuk perubahan dan
  4. Mendeterminasi sebuah strategi perubahan dan sasaran-sasarannya.
Pengembangan organisasi merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam perbincangan organisasi. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia, pekerjaan dan lingkungan kerja atau organisasi dimana berada merupakan tiga hal yang saling berkaitan secara erat, dan dalam pada itu pengembangan organisasi diperlukan tidak lain untuk meningkatkan efektifitas organisasi yang berkualitas.

Hakekat GMKI

Memaknai Kehadiran GMKI dalam Konteks Kekinian

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia atau sering disebut GMKI adalah organisasi kemahasiswaan yang mempunyai visi “ Menghadirkan Syaloom Allah” sebagai perwujudan iman kristen yang diutus untuk menyatakan kehadiran Yesus Kristus sebagai juruselamat manusia melalui tindakan dan perilakunya. GMKI dituntut untuk selalu dapat merespon (impresi) hal-hal yang terjadi disekitarnya maupun di dalam dirinya untuk digumuli dan direfleksikan sehingga GMKI dapat secara nyata melihat ancaman, peluang, dan tantangan dalam menjawab kebutuhan organisasi dalam menghadapi konteks medan pelayanannya di masa depan (ekspresi). Penggalian akan potensi organisasi yang meliputi penataan organisasi dan pembinaan kader harus terus dilakukan agar GMKI dapat terus bergerak menuju pencapaian tujuan organisasi. Faktor utama yang sangat mempengaruhi itu adalah kader-kader yang dipersiapkan. Kader-kader harus memiliki pemahaman yang sama dalam memaknai tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota. Untuk itulah seorang kader GMKI terlebih dahulu harus mampu memahami eksistensi GMKI yang meliputi latar belakang lahirnya GMKI,Visi dan Misi, dan realitas yang terjadi pada saat ini. Dengan demikian organisasi akan dapat semakin tumbuh dan berkembang dalam memaknai kehadirannya.

I. Latar Belakang Lahirnya GMKI
1.1 Latar Belakang Historis
Secara historis GMKI lahir dari pemahaman akan panggilan dan pengutusan sebagai warga gereja, secara khusus sebagai mahasiswa Kristen, dalam kehadirannya di dunia kemahasiswaan, gereja, dan masyarakat Indonesia. Karenanya para pendiri organisasi telah meletakkan dasar ideologi sekaligus identitas gerakan organisasi yaitu Oikumenisme dan Nasionalisme. Hal ini dinyatakan dalam Pembukaan Anggaran Dasar GMKI, yang menunjukkan kehadiran GMKI diantara dua proklamasi, yakni:
Pertama, proklamasi karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus,dan
Kedua, proklamasi negara Republik Indonesia.
CSV op Java, PMKI dan CSV baru yang kemudian menjadi GMKI lahir dan hadir untuk terlibat dalam usaha membebaskan dan memerdekakan sebuah komunitas manusia yang dalam realitas kepahitan mengalami penindasan dari kaum Imperialis dan kolonialis, yang kemudian disebut Indonesia, Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

1.2 Latar Belakang Theologis
Secara theologis umat kristiani mempunyai kewajiban untuk menyatakan iman eksklusifnya kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan pusat kehidupan, sebagaimana bersumber pada kesaksian Alkitab. Memegang teguh keyakinan iman merupakan hak komunitas, yang mesti dihargai negara dan anggota masyarakat lain yang berbeda kepercayaan serta umat kristiani yang menyaksikan bahwa kelahiran, Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus adalah perbuatan Allah untuk menebus, membebaskan dan menyelamatkan manusia bagipembaharuan manusia dan alam semesta, memjadikannya baru dan sempurna.

1.3 Latar Belakang Filosofis
Secara filosofis GMKI hidup dalam kenyataan masyarakat Indonesia yang majemuk, hal mana merupakan realitas alamiah yang tidak dapat dihindari. Dalam kondisi tersebut, tentunya inklusifitas mesti menjadi paradigma dalam berinteraksi dengan anggota masyarakat lain yang berbeda keyakinan dan pandangan. Dalam kerangka itulah diyakini bahwa Pancasila digunakan sebagai kerangka interaksi antar warga bangsa Indonesia yang plural secara sosial-budaya. Penghargaan dan penerimaan kita akan nilai-nilai Pancasila adalah didasari niat kita untuk mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk.
Ketiga latar belakang tersebut yang menjadikan GMKI sebagai bagian integral dari Gerakan Oikumene dan Gerakan Nasional yang senantiasa harus kita ingat, pahami dan sadari, menjadikannya sumber inspirasi dan motivasi dalam menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

II. Visi dan Misi GMKI
Dalam kehidupan GMKI, nilai-nilai dasar yang merupakan rumusan dari visi dan misi organisasi tertuang dalam pembukaan AD/ART GMKI walaupun secara jelas dan tegas pernyataan tersebut tidak dinyatakan sebagai visi organisasi. Tetapi secara subtansi dari sebuah visi maka GMKI memiliki visi yang jelas dalam melakukan pembinaan dan pelayanannya.
Visi merupakan gambaran suatu kondisi yang diharapakan terwujud pada masa yang akan datang. Visi GMKI tertuang dalam pembukaan AD/ART GMKI yang antara lain :
Maka menjadi panggilan dan pengutusan setiap warga gereja yang ditempatkan oleh Tuhan di dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia, untuk menyatakan kehadiran-Nya dan kehidupan yang bertanggungjawab bersumber pada Alkitab, yang menyaksikan Yesus Kristus ialah Tuhan dan Juruselamat di dalam keesaan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang mengerjakan keselamatan manusia untuk mewujudkan kesejahteraan perdamaian, keadilan dan kebenaran di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara.
Visi ini dipertegas lagi dalam Anggaran Dasar GMKI yang menyatakan bahwa yang menjadi visi GMKI adalah “ Menghadirkan Syaloom Allah di Indonesia”.
Pernyataan ini merupakan suatu yang menyatakan keinginan dan tekad GMKI dalam mewujudkan kesejahteraan, perdamaian, keadilan dan kebenaran ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga gerak GMKI adalah memerangi akar dari penyebab tidak terjadinya hal yang diinginkan tersebut.
Misi merupakan langkah yang dilakukan sebagai cara untuk mencapai visi tersebut. GMKI berupaya mencapai visinya dengan melakukan tiga tugas panggilan gereja yang tertuang dalam tujuan dan usaha organisasi yang terdapat dalam AD/ART GMKI. Adapun yang menjadi Misi GMKI yaitu:
1. Mengajak mahasiswa dan warga Perguruan Tinggi lainnya kepada pengenalan akan Yesus Kristus selaku Tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.
2. Membina kesadaran selaku warga gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan Perguruan Tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat, manusia dan gereja.
3. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggungjawab dengan menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, gereja, Perguruan Tinggi, dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.
Rumusan misi GMKI mengandung tiga hal yang penting yakni :
1.Aspek marturia yakni kesaksian atau mission dari GMKI dan untuk mempertahankan masalah spiritual dalam pelayanannya.
2.Aspek koinonia yakni persekutuan di mana GMKI akan melaksanakan kegiatan yang mempersatukan dan membaharui kehidupan gereja, masyarakat dan manusia.
3. Aspek diakonia yakni pelayanan. Disini GMKI menempatkan diri selaku organisasi kader yang mempersiapkan pemimpin masa datang. Selain itu pula GMKI menempatkan dirinya selaku sarana perjuangan untuk menciptakan kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

Rumusan tujuan GMKI ini juga merupakan bagian dari perjuangan GMKI dalam mencapai tujuan Nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan usaha adalah beberapa bentuk kongkrit dari kerja-kerja organisasi dalam mencapai tujuan tersebut :
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa, Penelaahan Alkitab, ibadat, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi perkembangan, pembaharuan dan keesaan gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu pengetahuan, mewujudkan panggilan Penguruan Tinggi mahasiswa dalam mempersiapkan sarjana dan pemimpin yang ahli dan bertanggungjawab bagi pembangunan dan pembaruan untuk mencapai kesejahteraan materiel dan spirituil
3. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak ahli dan bertanggungjawab terhadap Allah dan manusia di dalam masyarakat, negara, gereja, Perguruan Tinggi dan mahasiswa bagi terwujudnya perdamaian, keadilan, kesejahteraan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

III. Konteks Keberadaan GMKI Masa Kini dan Mendatang
Hal terpenting yang harus dimiliki organisasi GMKI dalam melihat peluang dan ancaman organisasi dalam pencapaian tujuannya adalah bagaimana GMKI dapat memberdayakan seluruh potensi organisasi yang dimiliki meliputi penataan organisasi, pembinaan anggota, pemetaan terhadap realitas yang terjadi pada saat ini, dan kajian-kajian akan kondisi yang munkin terjadi di masa yang akan datang. Bila dilihat dari konteks medan pelayannya beberapa hal di bawah ini mencerminkan kondisi yang dihadapi organisasi pada saat ini, yaitu :
1. Gereja
- Terdapat variasi antar gereja di dalam denominasi, organisasi dan kondisi demografi serta geografisnya.
- Perihal satu tubuh Kristus dengan rupa-rupa karunia telah lama menjadi pemikiran GMKI, inilah yang melatyarbelakangi lahirnya bentuk kerjasam antar GMKI dengan organisasi Kristen lainnya.
- Realitas pelayanan Gereja yang mimbar sentris sehingga gereja kurang peka terhadap realitas sosial di sekitarnya.
2. Perguruan Tinggi
- Perguruan Tinggi yang sudah mengarah kepada Research University.
- Sistem Pendidikan Nasional itu mempengaruhi kebijakan di perguruan tinggi.
3. Masyarakat
- Masyarakat Indonesia dikenal oleh pluralitasnya yang dapat berfungsi positf maupun negatif.
- Issue demokratisasi dan suksesi pimpinan daerah dan nasional.Globalisasi.

Dari realitas yang terjadi di ketiga medan pelayanannya diatas maka GMKI dituntut harus mampu melihat peluang yang ada dalam organisasi yang dapat diberdayakan untuk menjawab permasalahan di medan pelayanannya. Di situ kita juga dapat melihat peran dan posisi GMKI serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dapat membantu kita dalam memaknai dan merefleksikan kehadiran GMKI pada masa kini untuk selanjutnya dapat memberikan ide-ide kreatif inovativ dalam menyongsong masa depan organisasi GMKI yang kita cintai ini. Biarlah apa yang kita diskusikan ini bisa memberikan kontribusi yang positif bagi organisasi.
Tinggilah Iman Kita, Tinggilah Ilmu Kita dan Tinggilah Pengabdian Kita
Ut Omnes Unum Sint Syalom